Dampak Penggunaan Media Sosial
XII MIPA 5
Darren Jose Tejo / 12
Joaquin Darrian Marvell S / 21
Marvell Christian / 27
Di era digital yang semakin berkembang, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Platform seperti Instagram, Twitter, dan TikTok menawarkan kemudahan dalam berkomunikasi, berbagi informasi, serta membangun jaringan sosial. Namun, di balik berbagai manfaatnya, media sosial juga membawa dampak negatif yang tidak bisa diabaikan. Mulai dari pemborosan waktu, lalu juga memberi dampak negatif pada fisik dan mental pada pengguna.
Pertama, sosial media dapat menyebabkan penggunanya menghabiskan waktu secara berlebihan. Hal ini disebabkan oleh algoritma sosial media yang menarik dan bersifat candu. Menurut siloamhospitals.com, penyebab kecanduan sosial media adalah meningkatnya dopamin di otak saat mengakses sosial media. Dopamin merupakan hormon yang dapat memberikan rasa bahagia, sehingga otak mengartikan aktivitas di sosial media sebagai hal yang perlu dilakukan berulang-ulang. Menurut penelitian yang dilakukan oleh salah satu mahasiswa Universitas Padjadjaran, diketahui bahwa sebesar 51,4% remaja memiliki kecanduan sosial media ringan, sedangkan 48,6% remaja memiliki kecanduan sosial media tinggi. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kecanduan remaja terhadap sosial media adalah kepuasan sesaat, fear of missing out (FOMO), kurang percaya diri, dan algoritma yang didesain sedemikian rupa untuk memikat perhatian.
Selain itu, sosial juga mampu mempengaruhi fisik seorang pengguna. Berdasarkan soax.com, rata-rata penggunaan sosial media per orang dalam satu hari adalah 2 jam dan 23 menit. Pada dasarnya, untuk mengakses sosial media, kita perlu menggunakan gadget seperti handphone atau laptop untuk mengaksesnya. Yang artinya, setiap orang rata-rata terpapar selama 2 jam dan 23 menit tersebut hanya untuk bersosial media, belum aktivitas yang lain seperti bekerja atau belajar. Penggunaan gadget yang berlebihan dapat berdampak pada fisik manusia. Jika kita menggunakan gadget secara berlebihan, maka kita akan terpapar sinar biru dalam waktu yang cukup lama sehingga hal tersebut dapat menyebabkan radiasi. Beberapa dampak dari radiasi tersebut adalah gangguan penglihatan, gangguan fungsi otak, meningkatkan resiko kanker, dan menghambat tumbuh kembang anak.
Selain dampak fisik, sosial media juga dapat menyebabkan dampak negatif bagi mental para pengguna. Pengguna dari segala penjuru usia tak terkecuali banyak yang mengalami fenomena adiksi terhadap sosial media. Menurut sebuah studi, remaja yang menggunakan sosial media lebih dari 3 jam dalam satu hari memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalami gangguan mental berkaitan dengan jati diri(Chen et al., 2024). Paparan sosial media juga dikonfirmasi dan diakui dapat menyebabkan rangsangan dopamin. Rangsangan dopamin tersebut jika muncul secara berlebihan tersebut kemudian dapat menyebabkan efek adiksi. Selain itu, paparan sosial memiliki risiko eksposur terhadap banyak hal negatif pada zaman modern ini seperti kekerasan, perjudian, dan bahkan pornografi. Menurut survei, kemenkes tahun 2017, 34% akses konten porno diakses melalui sosial media(Kemenkes, 2017). Pornografi telah dikonfirmasi dapat merusak Prefrontal Cortex (PFC) yang mengatur perencanaan, pemahaman, dan pengambilan keputusan seorang individu karena dopamin berlebih yang di rangsang ke otak. Studi juga telah menunjukkan bahwa skala efek yang disebabkan oleh eksposur pornografi lebih buruk dibanding narkoba. Sosial media juga mengandung unsur cyber bullying, bahkan menurut survei Unicef U-Report 2021, 45% dari 2.777 anak muda Indonesia berusia 14-24 tahun mengaku pernah mengalami cyberbullying. Cyberbullying dapat menyebabkan dampak yang mengenaskan seperti stress, depresi, bahkan hingga bunuh diri.
Secara keseluruhan, meskipun media sosial memberikan berbagai manfaat, penggunaannya yang berlebihan dapat menimbulkan dampak negatif yang serius bagi pengguna, baik dari segi waktu, kesehatan fisik, maupun mental. Oleh karena itu, penting bagi para pengguna untuk menggunakan media sosial secara bijak dan mengatur waktu mereka agar tidak terhambat oleh dampak negatif tersebut.
Leave a Reply