
Latar Belakang
Hungry Ghost Festival, atau disebut juga Zhongyuan Jie dalam tradisi Tionghoa, adalah salah satu perayaan penting yang didasarkan pada kepercayaan tradisional bahwa selama bulan ketujuh kalender lunar, pintu dunia arwah terbuka, dan roh-roh yang lapar (Hungry Ghosts) berkeliaran di dunia manusia. Festival ini mengakar dalam budaya Tionghoa, dengan tujuan menenangkan roh-roh tersebut melalui persembahan makanan, pembakaran kertas sembahyang, serta ritual lainnya agar mereka tidak mengganggu kehidupan manusia.
Masyarakat percaya bahwa roh-roh ini adalah jiwa-jiwa orang yang meninggal dengan tidak tenang, tidak mendapatkan penghormatan yang layak, atau tidak memiliki keturunan yang merawat dan mempersembahkan doa. Festival ini mencerminkan hubungan yang erat antara dunia hidup dan mati dalam budaya Tionghoa, serta pentingnya menjaga keharmonisan dengan leluhur.
Elemen-Elemen
Dupa
Dupa yang dibakar saat persembahan menghubungkan dunia fisik dengan dunia spiritual. Asap yang naik ke atas melambangkan doa-doa dan harapan yang kita kirimkan kepada leluhur serta arwah-arwah yang tersesat agar mereka mendapatkan kedamaian dan tidak lagi mengganggu kehidupan manusia.
Bakpao
Melambangkan kesejahteraan dan kelimpahan serta harapan agar roh-roh mendapatkan ketenangan dan kepuasan. Bentuknya yang bulat juga melambangkan siklus kehidupan yang terus berputar.
Bunga dan Vas
Melambangkan kehidupan yang sementara namun indah. Bunga yang mekar tetapi cepat layu mengingatkan kita akan keindahan kehidupan yang singkat dan pentingnya menghargai setiap momen. Vas yang menyimpan bunga menunjukkan bagaimana kita menyimpan kenangan dan penghormatan kepada mereka yang telah tiada.
Teapot
Menyajikan teh bagi roh-roh lapar adalah bentuk penghormatan yang mendalam, seakan mempersembahkan yang terbaik untuk tamu agung dari dunia lain.
Buah-buahan
Melambangkan kemakmuran dan kesuburan. Buah-buahan ini diberikan untuk menunjukkan perhatian dan kasih sayang kepada roh-roh, serta harapan agar mereka memperoleh makanan yang mereka butuhkan.
Mie, Ayam, dan Bokchoy
Mie melambangkan panjang umur dalam budaya Tionghoa. Warna coklat dari ayam emas melambangkan kelimpahan dan keberuntungan, sementara warna hijau dari bokchoy melambangkan regenerasi dan kehidupan baru. Kombinasi ini mengingatkan kita bahwa meski hidup dan mati adalah dua dunia yang berbeda, keduanya saling melengkapi dan membentuk siklus alam yang abadi.
Oleh: Isabel Larissa Aliyanto / 18
Leave a Reply