
Latihan Flashmob untuk Uprak: Dinilai oleh Pak Yogi dan Pak BimaSetelah berminggu-minggu latihan yang ketat di bawah pengawasan Laoshi, akhirnya tibalah hari Uprak. Aula sekolah sudah dihias dengan lampu sorot dan latar belakang yang menarik. Para siswa kelas 12 berdiri di tengah panggung, siap menampilkan flashmob yang telah mereka persiapkan dengan susah payah.Namun, ada satu tantangan lagi: mereka akan dinilai oleh dua penguji utama, Pak Yogi dan Pak Bima.Pak Yogi, guru seni yang dikenal tegas tapi adil, duduk dengan tangan bersilang sambil mengamati dengan seksama. Di sebelahnya, Pak Bima, guru olahraga yang lebih santai namun tetap profesional, tersenyum sedikit, mungkin mencoba menenangkan suasana.Di belakang panggung, Laoshi berdiri dengan tangan di belakang punggung, mengawasi murid-muridnya dengan ekspresi serius. Ia tidak lagi berteriak atau memberi arahan—hari ini adalah momen mereka untuk membuktikan hasil latihan.Begitu musik mulai diputar, para siswa langsung bergerak dengan penuh energi. Gerakan mereka kompak, senyum mereka terlihat alami, dan yang paling penting, mereka menikmati setiap detiknya. Namun, saat salah satu bagian koreografi yang rumit dimulai, ada satu siswa yang hampir salah langkah.Dari kursinya, Pak Yogi mengangkat alis. Pak Bima tampak sedikit menahan napas. Namun, dengan refleks cepat, siswa tersebut segera menyesuaikan diri dan kembali ke formasi dengan mulus.Saat lagu berakhir, aula dipenuhi tepuk tangan. Para siswa tersenyum lega, beberapa bahkan saling berpelukan karena bahagia. Mereka menoleh ke arah meja penguji, menunggu reaksi.Pak Yogi menyesap kopinya sebentar sebelum berbicara. “Teknik kalian cukup bagus. Ada beberapa gerakan yang bisa lebih halus, tapi secara keseluruhan, saya suka semangatnya.”Pak Bima menambahkan dengan nada lebih santai, “Yang terpenting dalam flashmob itu energi dan kebersamaan. Kalian berhasil menyampaikannya. Bagus!”Di belakang, Laoshi hanya mengangguk pelan. Tidak ada pujian berlebihan, tapi dari ekspresinya, para siswa tahu—beliau bangga.Hari itu, mereka mungkin tidak mendapatkan nilai sempurna, tapi mereka mendapatkan sesuatu yang lebih berharga: kepuasan telah memberikan yang terbaik.
Leave a Reply